Hari Hak Atas Kebenaran dan Keadilan

oleh Rumah Belajar

Dalam memperingati Hari Hak Atas Kebenaran dan Keadilan bagi Korban, 24 Maret 2017, Rumah Belajar Buyu Katedo mengunjungi lokasi tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi di dusun tersebut, 16 tahun silam. Asal tahu saja, dalam tragedi kemanusiaan yang terjadi pada tahun 2001 itu, imam dusun bersama 13 orang lainnya gugur sebagai korban.

Nah, untuk mengenang perisitiwa kekerasan itu, warga Buyu Katedo membuat semacam memorialisasi sederhana dengan memajang nama-nama korban di sebuah pohon durian, dengan menggantinya dengan tanaman kelapa, seraya menabur bunga di bawah arahan imam dusun sambil berdoa. Memorialisasi ini tentu tidak dimaksudkan untuk mewariskan dendam kepada generasi baru, tapi memorialisasi ini dimaknai sebagai bentuk kearifan lokal warga dalam menyikapi sebuah peristiwa, tambah Nurlaela Lamasitudju. Tanaman kelapa memiliki nilai filosofis yang lebih tinggi, mulai dari buah, kulit buah (sabuk kelapa), tempurung (batok kelapa), daun, dan lidinya bisa bermanfaat. Kami ingin anak-anak Buyu katedo, ke depan bisa memberi konstribusi untuk kemajuan Poso ke depan, kata Imam Dusun.

Hari ini anak-anak Buyu katedo belajar tentang sejarah dusunnya, pohon durian yang telah mati secara perlahan akan tumbang, tapi kesadaran anak-anak untuk berpikir maju tumbuh akan menjulang tinggi seiring dengan semakin tingginya pohon kelapa yang telah mereka tanam, menggantikan pohon durian, kata Agus Saleh, yang selama ini banyak menghabiskan waktunya untuk mengawal rumah belajar, sejak setahun berlalu.

Dusun Buyu katedo (bukit labu), pertama kali dibuka oleh T.Lampangaja 1968. Namun seiring dengan migrasi penduduk secara perlahan, warga lama yang berasal dari desa Toyado mulai meninggalkan dusun tersebut. Ada pun warga Bugis yang saat ini banyak menghuni perkampungan tersebut, diketahui mulai menetap pada tahun 1986.

(Taufik Darwis/Kaili Post)

Tulisan Terkait

Beri Komentar